XtGem Forum catalog
Home | About Me | Blog

Bab 1: Selamat Pagi, Kakak

Pagi-pagi sekali, mata Zorian terbuka lebar. "Aduh!" katanya pelan. Sesuatu jatuh ke perutnya dan membuatnya langsung bangun.

"Selamat pagi, Kakaak!" suara ceria terdengar. Itu suara adik kecilnya, Kirielle!

Kirielle duduk di atas perut Zorian sambil tersenyum nakal. "Bangun, bangun, BANGUN!!" katanya sambil mengayun-ayunkan kakinya di udara.

Zorian menatapnya tajam, tapi Kirielle malah menatap balik sambil pura-pura melihat peta besar di dinding kamar. Padahal, ia memperhatikan Zorian untuk melihat reaksinya.

“Turun,” kata Zorian pelan tapi tegas.

“Ibu suruh aku bangunin Kakak,” jawab Kirielle tanpa bergerak.

“Tidak dengan cara seperti ini,” gumam Zorian sambil menahan kesal.

Ia pura-pura tak peduli, dan setelah beberapa saat, ketika Kirielle lengah, Zorian dengan cepat menangkap kakinya dan mendorong tubuhnya dari tempat tidur.

“Aduuh!” Kirielle jatuh ke lantai dan mengerang. Zorian berdiri dan bersiap jika adiknya membalas.

“Aku akan ingat ini nanti kalau disuruh bangunin kamu,” katanya sambil mendengus.

“Mimpi aja! Kakak selalu bangun lebih siang dari aku,” jawab Kirielle sambil berdiri dengan bangga.

Zorian hanya menghela napas. Sayangnya, dia benar.

“Jadi…” kata Kirielle sambil melompat-lompat, “Kakak semangat, kan?”

Zorian menatapnya, pura-pura bingung. “Semangat apa?”

“Kembali ke sekolah! Belajar sihir! Kakak bisa tunjukin sihir ke aku?”

Zorian menghela napas panjang. Kirielle selalu memperlakukannya seperti mainan. Ibu juga tidak membantu, katanya Zorian cuma baca buku seharian, jadi tak masalah kalau diganggu.

“Kiri, Kakak harus beresin barang. Kenapa kamu nggak ganggu Fortov aja?”

Kirielle cemberut, tapi lalu seperti ingat sesuatu dan berlari keluar kamar.

“Jangan!!” teriak Zorian dan mengejar. Tapi terlambat—pintu kamar mandi tertutup dan terkunci.

“Kiriiii! Kamu bisa ke kamar mandi sebelum aku bangun!”

“Kasihan deh Kakak,” jawab Kirielle dari dalam.

Zorian menggerutu dan kembali ke kamar untuk ganti baju.

Ia melihat sekeliling. Untung Kirielle tidak mengacak-acak barangnya. Tapi… bukunya? Hilang. Pensilnya juga banyak yang lenyap.

Ia mengecek ke kamar Kirielle, dan benar saja—bukunya disembunyikan di bawah tempat tidur, di balik boneka-boneka. Pensil juga habis, meski ia sudah beli banyak untuk persiapan.

(Terjemahan lengkap Bab 1 dilanjutkan...)

Aplikasi S60v3 ( 3 )
Tutorial S60v3 ( 0 )


Hak Cipta © 2017 - 2018 by HERIRA
Powered by Xtgem.com